SMK Negeri 5 Pekanbaru – Rabu (27/12) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Pekanbaru, Rabu tanggal 27 Desember 2017 melakukan kunjungan penjajakan kerjasama ke Balai Diklat Tambang Bawah Tanah. Kunjungan tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui program-program, sarana dan prasarana yang terdapat di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah serta bagaimana alur pendidikan dan pelatihan bidang tambang bawah tanah tersebut. Rombongan SMK Negeri 5 Pekanbaru yang berjumlah 19 orang tersebut terdiri atas Kepala SMK Negeri 5 Pekanbaru, Dra. Hj. Dwi Gusneli, MPSA, Waka Humas yang oleh Osfioza, S.Pd, Waka Sarana oleh Rizon Efendi, M.Eng, Waka Kesiswaan yang diwakili oleh Hamidi, S.Ag, serta Waka Kurikulum yang diwakili oleh Tejo Mulyanto, S.Pd.
Rombongan SMK Negeri 5 Pekanbaru yang dipimpin langsung oleh Kepala SMK Negeri 5 Pekanbaru, Dra. Hj. Dwi Gusneli, MPSA disambut hangat oleh Bapak Agus Avianto selaku Kepala Sub. Bagian Tata Usaha mewakili kepala Balai Diklat Tambang Bawah Tanah, Staff Widyaiswara, dan staff Program dan Kerjasama. Pada pertemuan tersebut dipaparkan tentang profil Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT). Pertemuan diawali oleh sambutan Bapak Agus yang kemudian dilanjutkan dengan melihat profil Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT).
Dalam penyampaian profil tersebut perwakilan BDTBT menjelaskan tentang perkembangan Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawah Lunto.
“Pada Tahun 1953 Terbentuknya Sekolah Teknik Tambang Menengah (STTM). STTM di resmikan pembukaannya pada bulan Mei 1953. Dalam era pembangunan (1980–1990), STTM Ombilin dibuka kembali pada tahun 1987 dan diresmikan sebagai tahun ajaran baru oleh Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Barat pada tanggal 19 September 1987. Diresmikan oleh Menteri Pertambangan dan Energi pada tanggal 23 Januari 1998. Pada tanggal 31 Juni 1992, STTM Ombilin berubah status menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Tambang (LPPT) Ombilin. Lembaga ini telah menghasilkan sejumlah lulusan berupa tenaga tekhnik terdidik bidang tambang, mesin tambang, listrik tambang yang cukup handal dan berkualitas. Semua lulusan digunakan oleh PT. BA terutama dalam kegiatan operasi penambangan batubara Ombilin Sawahlunto dan Tanjung Enim, hanya sebagian kecil dari lulusan LPPT Ombilin bekerja di luar PT BA. Pada tanggal 20 Agustus 1996, LPPT Ombilin berubah menjadi Ombilin Mines Training College melalui penandatanganan MOU kerja sama pengembangan kurikulum dan metoda diklat antara YPTTPO dengan John Batman Institute of Tafe(JBIOT) Australia. Misi dari kerja sama ini adalah pembentukan suatu lembaga pendidikan dan pelatihan bidang pertambangan bertaraf internasional dan mandiri. JBIOT menempatkan 2 orang tenaga ahli ( principal dan curriculum specialist) guna mendukung pengembangan materi pelatiahn tidak hanya untuk tambang bawah tanah tetapi juga juga perawatan alat-alat berat untuk tambang terbuka. Pada tahun 2000 diadakan kerja sama antara pemerintah Indonesia (Departemen Pertambangan dan Energi) dengan pemerintah Jepang (JICA). Kerja sama dengan pemerintah Jepang tersebut didasarkan kepada Records of Discussionantara Dirjen Pertambangan Umum yang ditandatangani pada tanggal 19 Oktober 2000. Kerja sama tersebut berupa Program Alih teknologi Tambang Batubara Bawah tanah dalam bentuk: Bantuan Asistensi tenaga ahli ( experts) jangka panjang dan pendek untuk bidang tambang, keselamatan tambang, teknologi mesin tambang, teknologi listrik tambang, dan teknologi lingkungan berkaitan dengan tambang batubara bawah tanah. Bantuan hibah peralatan praktikum dan fasilitas pelatihan yang didatangkan langsung dari Negara Jepang. Durasi kerja sama ini berlangsung selama 5 tahun, terhitung dari tanggal 01 April 2001 sampai dengan 30 Maret 2006. Secara operasional JICA menempatkan tim ahli di Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah yang saat itu di bawah pimpinan Mr. Hiroaki TATSUNO sebagai JICA Team Leader, 1 orang coordinator dan 5 tenaga ahli jangka panjang. Mulai tahun 2004 JICA Team dipimpin oleh MR. Katsuhiko SEO didamping oleh 1 orang coordinator dan 3 orang tenaga ahli. Ombilin Mines Training College (OMTC) berubah menjadi Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) pada tahun 2003”, Jelas Staff Widyaiswara pada saat menjelaskan profil BDTBT.
Dalam kesempatan tersebut kepala SMK Negeri 5 Pekanbaru Dwi Gusneli juga menyampaikan beberapa sambutan.
“Alhamdulillah kami sangat bersyukur sekali atas sambutan yang begitu hangat dari Pak Agus selaku mewakili dari pimpinan Diklat Tambang Bawah Tanah Sawah Lunto. Kunjungan kami kali ini merupakan ajang silaturrahmi dan juga untuk mengetahui tentang sarana dan prasarana serta program program yang dilakukan oleh BDTBT untuk menjadi referensi di dekolah kita nantinya. SMK Negeri 5 Pekanbaru yang pada saat ini memiliki jurusan Geologi Pertambangan 4 tahun, ingin sekali untuk dapat memperkenalkan peserta didik kami dengan BDTBT sebagai media penambah wawasan dan juga ilmu. Mungkin kami juga ingin menanyakan kepada Bapak Pimpinan, tentang bagaimana prosedur untuk mendaftarkan peserta didik kami dalam mengikuti kegiatan diklat di BDTBT ini”, Terang Kelapa SMK Negeri 5 Pekanbaru, Dra. Hj. Dwi Gusneli, MPSA saat memberikan sambutan pertemuan dengan pihak BDTBT.
Kunjungan tersebut kemudian dilanjutkan dengan melihat laboratorium yang dimiliki oleh BDTBT. Dalam kunjungan ke laboratorium tersebut Pak Agus juga menjelaskan beberapa peralatan safety yang digunakan oleh para pekerja lapangan serta proses peledakan dan pengeboran tanah pada saat sebelum melakukan tambang batu bara. Selain mengunjungi laboratorium, rombongan SMK Negeri 5 Pekanbaru juga diajak untuk melihat contoh terowongan bawah tanah yang digunakan sebagai tempat praktek peserta diklat tentang bagaimana proses pembuatan lubang pengeboran batu bara.
Setelah lama berkeliling dan mengunjungi beberapa tempat yang terdapat di Pusat Balai Diklat Tambang Bawah Tanah, rombongan kembali ke ruangan pertemuan dan saling tukar cendera mata sebagai kenang-kenangan. (Rabu, 27/12/2017). Red. Jhoe.